Terjemahan dari judul aslinya : Talu de dessajongen
Pengarang : S. Franke
Penyadur : Syair
Penerbit : Penerbit Buku Tehnik - Djakarta
Kondisi buku : Baik sekali, sampul tebal (Hard Cover)
Dihiasi gambar oleh : Poidom
Tebal : 128 halaman
Buku ini bukan buku syair, melainkan sebuah prosa.
Syair adalah nama penterjemah buku ini.
Karena kampung si Talu dilanda letusan gunung berapi, maka tidak bisa lagi orang tuanya bertani. Banyak pohon tumbang, sumur hilang dan rumah terbakar. Akhirnya Talu turun gunung untuk bekerja di kota. Talu menjalani hidup baru dirumah tuan komisaris Martono. Karena pekerjaannya baik, Talu mendapat gaji yang cukup baik.
Setahun kemudian Talu bisa pulang kampung dengan berjalan kaki selama 2 hari. Talu sempat menginap dirumah seorang kusir cikar untuk semalam. Sebagai anak yang tahu berterimakasih Talu berniat memberikan sedikit uangnya namun ditolak oleh kusir cikar.
Talu berhasil melunasi hutang-hutang keluarganya kepada seorang pedagang keliling orang tionghoa. Bukan hanya itu, Talu juga bisa memberi modal kepada orang tuanya untuk membeli seekor kerbau. Talu juga berniat menabung dari gajinya untuk membelikan orang tuanya sebidang sawah. Untuk itu Talu meneruskan kerjanya pada tuan komisaris Martono.
Selagi bekerja itu ia sempat berkelahi dengan anak majikannya itu. Talu sempat menginap semalam dipenjara, namun segera dibebaskan keesokan harinya. Karena tidak bersalah, Talu diterima bekerja kembali dirumah tuan komisaris Martono, bahkan menerima kenaikan gaji lagi. Talu berhasil mendidik anak tuan Martono yang nakal menjadi anak yang baik.
Dimanakah lokasi kampung si Talu ?
Kisah ini tentunya mengambil setting lokasi di tanah Jawa, disebuah kampung bernama Kampung Baru Kidul, yang terletak dekat gunung berapi.
Melihat nama majikan Talu yaitu Martono, kemungkinan Talu tinggal dibawah puncak gunung Merapi, dekat Yogyakarta atau Magelang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar