Sabtu, 02 Maret 2013

Talu Anak Desa

 
 
Gambar si Talu dan ayahnya pulang dari sawah saat senja tiba


Gambar si Talu, dan adik-adiknya serta ayahnya menyaksikan ibu mereka menumbuk padi sehabis makan malam

Talu dipuji kepala kampung sebagai anak yang baik dan rajin bekerja 
 
Pertunjukan wayang kulit
Talu dan Djahid memenjat pohon beringin untuk menangkap anak tupai
Talu dan Djahid menemukan anak kera
Taloe mengasuh adik-adiknya sementara ayag dan ibunya bekerja
Ketika sedang ditinggal kedua orang tuanya bekerja, tiba-tiba kampung si Talu dilanda lahar gunung berapi yang meletus. Talu menggendong adik-adiknya menyelamatkan diri
Sehabis kampungnya musnah karena letusan gunung berapi,Talu pergi ke kota dan bekerja pada tuan komisaris Martono. Setahun kemudian Talu pulang kampung dengan berjalan kaki 2 hari lamanya. Dikampung Talu disambut gembira oleh keluarganya
Talu melunasi hutang orang tuanya kepada orang tionghoa pedagang keliling
Talu dipenjara semalam karena berkelahi dengan anak majikannya. Tampak sipir penjara yang tidak mengenakan sepatu walaupun berseragam.
Beginilah pekerjaan Talu dirumah komisaris Martono
Judul buku : Talu Anak Desa
Terjemahan dari judul aslinya :  Talu de dessajongen
Pengarang : S. Franke
Penyadur : Syair
Penerbit : Penerbit Buku Tehnik - Djakarta
Kondisi buku : Baik sekali, sampul tebal (Hard Cover)
Dihiasi gambar oleh : Poidom
Tebal : 128 halaman

Buku ini bukan buku syair, melainkan sebuah prosa.
Syair adalah nama penterjemah buku ini.

Si Talu, kisah seorang anak 10 tahun yang berwatak baik, jujur, setia dan pemberani
Si Talu adalah seorang anak kecil berusia 10 tahun yang hidup di sebuah kampung dikaki gunung berapi. Ayahnya bernama Linto. Talu anak yang rajin menjemput ayahnya setiap sore di sawah. Malamnya mereka berkumpul ; Talu, adik-adiknya, ayah dan ibunya untuk makan malam. Sehabis makan malam, ibu Talu biasanya menumbuk padi dengan lesung dan alu sambil bernyanyi merdu.
Karena kampung si Talu dilanda letusan gunung berapi, maka tidak bisa lagi orang tuanya bertani. Banyak pohon tumbang, sumur hilang dan rumah terbakar. Akhirnya Talu turun gunung untuk bekerja di kota. Talu menjalani hidup baru dirumah tuan komisaris Martono. Karena pekerjaannya baik, Talu mendapat gaji yang cukup baik.
 Setahun kemudian Talu bisa pulang kampung dengan berjalan kaki selama 2 hari. Talu sempat menginap dirumah seorang kusir cikar untuk semalam. Sebagai anak yang tahu berterimakasih Talu berniat memberikan sedikit uangnya namun ditolak oleh kusir cikar.
Talu berhasil melunasi hutang-hutang keluarganya kepada seorang pedagang keliling orang tionghoa. Bukan hanya itu, Talu juga bisa memberi modal kepada orang tuanya untuk membeli seekor kerbau. Talu juga berniat menabung dari gajinya untuk membelikan orang tuanya sebidang sawah. Untuk itu Talu meneruskan kerjanya pada tuan komisaris Martono.
 Selagi bekerja itu ia sempat berkelahi dengan anak majikannya itu. Talu sempat menginap semalam dipenjara, namun segera dibebaskan keesokan harinya. Karena tidak bersalah, Talu diterima bekerja kembali dirumah tuan komisaris Martono, bahkan menerima kenaikan gaji lagi. Talu berhasil mendidik anak tuan Martono yang nakal menjadi anak yang baik.
Dimanakah lokasi kampung si Talu ?
Kisah ini tentunya mengambil setting lokasi di tanah Jawa, disebuah kampung bernama Kampung Baru Kidul, yang terletak dekat gunung berapi.
Melihat nama majikan Talu yaitu Martono, kemungkinan Talu tinggal dibawah puncak gunung Merapi, dekat Yogyakarta atau Magelang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar