Jumat, 17 Juni 2011

Buku Djadoel Dokter Rimbu


Buku djadoel ini berjudul Dokter Rimbu.
Pengarang : El Hakim
Penerbit : Penerbitan dan Balai Buku Indonesia - djakarta - Surabaja
Tahun : diduga sekitar tahun 1960 an.
Ejaan : tj dan dj
Tebal : 216 halaman, karena menggunakan kertas tebal, tebalnya mencapai 2 cm.
Ukuran : 21,5 x 15 cm
Harga Rp 35.000,-

Buku Dr Rimbu ini dikarang oleh El Hakim. Nama asli pengarangnya adalah Abu Hanifah. Dilahirkan di Padang Sumatra Barat pada tanggal 6 Desember 1906. Meninggal dunia dalam usia 74 tahun. Tulisannya antara lain Taufan Di Atas Asia, Dr. Rimbu, Ibu Dan Anak. Ditulis dengan nama samaran El hakim. Ia seorang dokter yang terjun ke politik, dan sempat menjadi duta besar. Ia juga kakak dari Usmar Ismail, seorang sutradara film Indonesia yang terkenal.

Nah di masyarakat seperti itulah seorang dokter muda bangsa Indonesia bercita-cita tinggi menerjun kedalam pekerjaan kedokteran di rimbu dan masyarakatnya. Ia membanting tulang, mencucurkan peluh, dan memeras otak untuk keperluan si miskin, dan si sakit di kampung-kampung, jauh daripada kota-kota yang ramai, dan yang penuh dengan hiburan.

Diceritakan betapa sukarnya perjuangannya ditengah-tengah masyarakat yang bertentangan, oleh karena masyarakat rimbu ini adalah masyarakat perkebunan besar, masyarakat kapitaal, masyarakat penduduk yang terbelakang, dalam segala hal, dan juga masyarakat adat yang kolot.

Berkali-kali ia mendapat kesan, bahwa pekerjaannya tidaklah terlalu menggembirakan hidupnya sendiri, dan berkali-kali ia ditempatkan dalam keadaan Don Kisot, akan tetapi sungguhpun begitu tetap dan terus ia memperjuangkan cita-cita yang bermaksud memberikan kesehatan jasmani dan rohani pada bangsanya yang terbelakang itu.

Kisah ini dengan tegas mengemukakan betapa besarnya tanggung jawab dan beban seorang intelek bangsa Indonesia di masyarakat terbelakang, dimana ia hampir-hampir dianggap sebagai orang yang maha tahu dan maha bijaksana, sekalipun ia sendiri kadang-kadang berputus asa.

Dr Hakam, dokter muda itu mendapat pukulan dan kekalahan lahir yang pada akhirnya mengecewakan amat, akan tetapi ini tidak berarti , bahwa pekerjaannya menjadi sia-sia belaka. Nampak jelas juga bahwa suatu cita-cita tidak dapat dikalahkan dengan kekerasan atau paksaan saja. Dan seterusnya, hiduop dan bergelora pekerjaan Dr. Hakam didalam dan di tengah-tengah masyarakat rimbu tadi sesudah lama ia berangkat, menandakan tegas, bahwa pada hakekatnya inilah kemenangan dari seorang idealis yang sekalipun dikalahkan dimuka dunia lahir toh mencapai kemenangan bathin yang sukar didapat didalam suasana yang seperti ini.

Kisah Dr Hakam mungkin juga dapat menjadi cermin bagi para intelek Indonesia, istimewa dokter-dokter muda dalam zaman pembangunan negara Indonesia yang merdeka ini , karena memperlihatkan tabah, taat, dan setianya pada cita-cita yang dianut.
TERJUAL

1 komentar:

  1. bos masih ada gk ?
    bisa pesen gk?
    nih alamat FB ane

    doctore.ibnuabuhanifah@facebook.com

    BalasHapus